Monday, February 17, 2014

Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes Melitus Tipe 2 ini lebih umum dibandingkan tipe lain. Jumlah penderitanya pun lebih banyak dari penderita Diabetes Melitus Tipe 1. Ada sekitar 90-95% penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dari seluruh populasi penderita diabetes. Usia penderita Diabetes Melitus Tipe 2 ini pada umumnya diatas 45 tahun. Diabetes Melitus Tipe 2 dikalangan anak-anak dan remaja pun kian meningkat.
Namun akhir-akhir ini populasi penderita


Etiologi Diabetes Melitus Tipe 2 sebetulnya serupakan multifaktor yang belum terungkap jelas. Pengaruh lingungan dan faktor genetika masih menjadi faktor utama penyebab penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 ini. Faktor-faktor lain yaitu diet rendah serat dan tinggi lemak, badan kurang gerak dan obesitas.

Salah satu faktor pradisposisi utama yaitu Obesitas atau kegemukan. Hubungan antara gen-gen yang berpengaruh atas obesitas dan gen-gen yang menjadi faktor pradisposisi penyakit diabetes melitus tipe 2 sangat erat. Ini ditunjukkan setelah dilakukan penelitian terhadap mencit dan tikus.

Berbeda dengan Diabetes Melitus Tipe 1, pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2, terutama yang berada pada tahap awal, umumnya dapat dideteksi jumlah insulin yang cukup di dalam darahnya, disamping kadar glukosa yang juga tinggi. Jadi, awal patofisiologis Diabetes Melitus Tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, tetapi karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai “Resistensi Insulin”. Resistensi insulin banyak terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, antara lain sebagai akibat dari obesitas, gaya hidup kurang gerak (sedentary), dan penuaan.

Disamping resistensi insulin, pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dapat juga timbul gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang berlebihan. Namun demikian, tidak terjadi pengrusakan sel-sel ß Langerhans secara otoimun sebagaimana yang terjadi pada Diabetes Melitus Tipe 1. Dengan demikian defisiensi fungsi insulin pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2 hanya bersifat relatif, tidak absolut. Oleh sebab itu dalam penanganannya umumnya tidak memerlukan terapi pemberian insulin.

Sel-sel ß kelenjar pankreas mensekresi insulin dalam dua fase. Fase pertama sekresi insulin terjadi segera setelah stimulus atau rangsangan glukosa yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah, sedangkan sekresi fase kedua terjadi sekitar 20 menit sesudahnya. Pada awal perkembangan Diabetes Melitus Tipe 2, sel-sel ß menunjukkan gangguan pada sekresi insulin fase pertama, artinya sekresi insulin gagal mengkompensasi resistensi insulin Apabila tidak ditangani dengan baik, pada perkembangan penyakit selanjutnya penderita Diabetes Melitus Tipe 2 akan mengalami kerusakan sel-sel ß pankreas yang terjadi secara progresif, yang seringkali akan mengakibatkan defisiensi insulin, sehingga akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen. Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2 umumnya ditemukan kedua faktor tersebut, yaitu resistensi insulin dan defisiensi insulin.

Berdasarkan uji toleransi glukosa oral, penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dapat dibagi menjadi 4 kelompok:
  • Kelompok yang hasil uji toleransi glukosanya normal
  • Kelompok yang hasil uji toleransi glukosanya abnormal, disebut juga Diabetes Kimia (Chemical Diabetes)
  • Kelompok yang menunjukkan hiperglikemia puasa minimal (kadar glukosa plasma puasa < 140 mg/dl)
  • Kelompok yang menunjukkan hiperglikemia puasa tinggi (kadar glukosa plasma puasa > 140 mg/dl).

No comments:

Post a Comment