Wednesday, December 11, 2013

Obat Diabetes Melitus

Sebelum kita masuk ke langkah pengobatan, ada baiknya kita mengetahui dulu apa sebenarnya penyakit diabetes. Karena begitu banyaknya penderita diabetes melitus ini berbagai belahan dunia dan tak luput pula di Indonesia. Bahkan penyakit diabetes ini akan menular secara garis keturunan.


Penyakit diabetes ini tidak memandang umur maupun jenis kelamin. Siapapun beresiko terkena penyakit diabetes. Apalagi struktur makanan saat ini memiliki angka glukosa dan karbohidrat yang tinggi yang kita ketahui menjadi salah satu faktor penyebab diabetes.

Perlu kita ketahui Diabetes Melitus (DM) atau sering disebut dengan kencing manis merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian dengan peringkat nomor 6 di dunia. Maka dari itu ada baiknya kita ngenal lebih dalam tentang penyakit ini.

Diabetes melitus ini merupakan penyakit yang sangat sulit untuk diobati secara total. Namun penyakit ini dapat dikendalikan dengan cara menjaga keseimbangan kadar gula dalam darah.

Ada banyak sekali macam-macam terapi yang ditawarkan baik secara medis maupun non medis. Begitu juga dengan obat konsumsi yang ditawarkan bebagai macam baik obat kimia maupun obat herbal. Tujuannya sama, yaitu mengontrol laju tingginya angka kadar gula dalam darah.

Pada sesi ini kami hanya mengulas seputar tentang obat diabetes melitus agar dapat menambah wawasan tentang diabetes. Selanjutnya kita akan membahas masalah terapi-terapi untuk penyakit diabetes melitus. Semoga bermanfaat.

Monday, December 9, 2013

Olahraga yang tepat untuk Penderita Diabetes

Pada kesempatan ini kami akan membahas tips berolahraga bagi penderita diabetes melitus. Karena aktifitas olahraga ini sangat dianjurkan untuk para penderita penyakit diabetes. Namun harus berhati-hati dan jangan lakukan aktivitas fisik terlalu berat atau terlalu lama. Jika terlalu berat atau terlalu lama, tubuh akan menghasilkan hormon adrenalin dan hormon-hormon lain yang akan melawan fungsi insulin. Dengan begitu, gula darah akan semakin meningkat.

Aktifitas olahraga untuk dapat mengendalikan maupun mencegah penyakit diabetes melitus tentunya harus melalui rekomendasi oleh dokter ataupun tenaga ahli. Biasanya yang direkomendasikan yaitu olahraga dengan sesi 30 menit dengan frekuensi minimal 3-4x seminggu (atau idealnya setiap hari) bagi orang dewasa dan 60 menit bagi anak-anak dan remaja.

Aktivitas dapat dibagi menjadi beberapa sesi, setiap sesi 10-15 menit. Kegiatan yang direkomendasikan adalah kegiatan yang meningkatkan pernapasan dan denyut jantung dan menyebabkan sedikit berkeringat, misalnya berjalan, berkebun, berenang, atau membersihkan rumah. Lakukan peningkatan intensitas dan lama latihan secara bertahap.

Sebagai alternatif, juga dapat dipilih sesi olah raga 3 kali seminggu masing-masing selama 20 menit dengan kegiatan yang lebih berat, misalnya jogging, berlari, kelas aerobik, dan sebagainya. Jangan lupa untuk tetap melakukan pemasanan dan pendinginan untuk mencegah cedera otot.

Berikut beberapa tips latihan untuk penderita diabetes
  1. Sebelum berlatih, ada baiknya penderita diabetes berkonsultasi dulu dengan dokter, untuk mengetahui apakah kegiatan latihan yang akan dilakukan cukup aman dan sesuai dengan keadaan fisiknya, misalnya jika pasien sudah memiliki masalah pada saraf kaki atau pembuluh darah matanya. Selain itu, dokter dapat menyesuaikan kadar obat atau insulin serta porsi makanan yang diberikan sehingga mencegah terjadinya keadaan hipoglikemik dan mencegah kemungkinan resiko lainnya.
  2. Untuk menghindari jika mendadak mengalami hipoglikemik, sebaiknya mengajak seseorang yang mengetahui bahwa Anda adalah seorang penderita diabetes dan mengetahui apa yang harus ia lakukan.
  3. Bawalah makanan kecil saat berolah raga, misalnya sekotak kismis atau permen, untuk digunakan jika mengalami hipoglikemik.
  4. Jika tidak didampingi, gunakanlah gelang atau atribut yang menunjukkan bahwa Anda adalah penderita diabetes melitus.
  5. Gunakan sepatu dan kaos kaki katun yang nyaman. Gantilah kaos kaki yang sudah basah.
  6. Setelah berolah raga, lakukan pemeriksaan pada kaki untuk mencari adanya kemerahan, lecet, luka atau kulit melepuh.
  7. Minumlah cukup air putih sebelum, selama dan setelah latihan untuk mencegah dehidrasi.
  8. Jika merasa nyeri, Segera hentikan latihan jika tiba-tiba merasakan nyeri. Jangan diabaikan.
  9. Pilihlah aktivitas yang paling di gemari sehingga dapat menjalani aktivitas tersebut dengan senang hati secara rutin. Kegiatan yang dapat dipilih misalnya berjalan, mendaki gunung, aerobik, berdansa, bersepeda, bermain basket, tenis, voli, dan lain sebagainya.
Demikian beberapa tips olahraga yang tepat untuk penderita diabetes. Semoga bermanfaat.

Sunday, December 8, 2013

Mencegah Resiko Terkena Diabetes Melitus

Penyakit diabetes melitus dapat dicegah sedini mungkin terutama bagi orang-orang yang memiliki resiko tinggi karena memiliki riwayat penyakit keluarga. Tujuan dari pencegahan ini yaitu hanya untuk memperlambat timbulnya resiko penyakit diabetes terutama tipe 2, menjaga fungsi sel penghasil insulin di pankreas, dan mencegah atau memperlambat munculnya gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Oleh karenanya, melakukan langkah-langkah pencegahan diabetes harus lebih diutamakan.

Tips-tips Pencegahan Diabetes Melitus
1. Mengetahui dan paham perihal diabetes melitus
Sangatlah penting untuk mengenal, mengetahui dan memahami apa sebenarnya diabetes itu. Setelah kita semakin akrab dengan penyakit diabetes melitus ini, barulah kita dapat memulai terapi pencegahan dengan efektif.

2. Ketahui riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan seseorang terkena diabetes di kemudian hari akan meningkat jika di dalam keluarga terdapat satu atau lebih anggota yang menderita diabetes.

3. Bergerak aktif dan olahraga teratur
Olahraga teratur bisa membantu mencegah diabetes dengan mengontrol berat badan dan meningkatkan aliran
darah. Olahraga sangat penting terutama jika secara genetik seseorang termasuk kelompok dengan faktor risiko tinggi. Berolahraga setiap hari membantu menjaga berat badan yang sehat, menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas terhadap insulin.

4. Pertahankan berat badan yang sehat.
Sebagian besar orang yang didiagnosis diabetes (biasanya tipe 2) memiliki berat badan lebih. Kelebihan berat dan lemak tubuh akan meningkatkan risiko terkena diabetes. Sebanyak 80% diabetes mengalami kelebihan berat badan. Dalam sebuah penelitian menunjukkan orang dewasa yang kegemukan, mengurangi risiko diabetes mereka sebesar 16 persen untuk setiap kilogram berat badan yang hilang. Jadi, upayakan berat badan dalam kisaran normal.

5. Jaga pola makan sehat
Pedoman Asosiasi Diabetes Amerika menyarankan untuk memperbanyak asupan buah dan sayur yang beragam. Makanan berserat seperti sayur, buah, dan kacang-kacangan tidak hanya mengurangi risiko diabetes dengan meningkatkan kontrol gula darah, tetapi juga menjaga berat badan ideal dengan membantu kita merasa kenyang. Selain itu, hindari mengkonsumsi makanan yang mengandung asam lemak trans yang banyak digunakan pada produk olahan dan makanan cepat saji. Diet tinggi daging merah dan produk olahan serta makanan manis  dikaitkan dengan peningkatan  risiko diabetes hampir dua kali dari mereka yang makan diet sehat.

6. Hindari minuman manis
Soda, minuman ringan atau berperasa dapat meningkatkan risiko terkena diabetes. Semua minuman berpemanis merupakan sumber gula yang tak terlihat, yang dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.

7. Lakukan pemeriksaan kesehatan
Setiap orang yang berusia diatas 45 tahun harus memiliki jadwal rutin pemeriksaan kadar gula darah setiap 3 tahun sekali. Namun, jika seseorang termasuk kelompok dengan faktor risiko tinggi, pemeriksaan rutin harus dimulai pada usia lebih dini.

8. Monitor tekanan darah secara teratur
Sekitar 73 persen orang dewasa dengan diabetes ternyata juga menderita tekanan darah tinggi.

9. Tingkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran segar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioflavonoid, zat warna dalam buah-buahan dan tanaman, akan merangsang produksi insulin dan menghambat glikasi atau proses pemecahan ikatan molekul glukosa dengan protein sehingga merangsang pembentukan advenced glycation end products (AGE)

10. Tidur nyenyak
Mendapatkan setidaknya enam jam tidur di malam hari sangat penting untuk mencegah diabetes. Kurang tidur dapat meningkatkan hormon kortisol dalam tubuh, yang dapat meningkatkan tingkat insulin dan menyebabkan ketidakseimbangan gula darah. Selain itu, tidur yang tidak nyenyak juga bisa membuat nafsu makan menggila.

Semoga tips dari kami ini dapat membantu mengurangi resiko terkena penyakit diabetes melitus dan mengendalikan laju peningkatan penderita diabetes melitus. Mudah-mudahan tips ini bermanfaat.

Saturday, December 7, 2013

Gejala Diabetes Melitus 3

Jika anda belum mengetahui gejala awal dan gejala lanjutan penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis ini, ada baiknya anda membacanya terlebih dahulu sebelum anda melanjutkan membaca artikel ini.

Apa saja gejala lanjutan yang ditimbulkan oleh penyakit diabetes ini?

Gejala Kronis Penyakit Diabets Melitus
1. Impoten / Disfungsi Ereksi & Kesemutan di Kaki
2. Kerusakan ginjal
3. Gangren (infeksi berat pada kaki hingga membusuk)
4. Kebutaan
5. Serangan Stroke
6. Serangan Jantung Koroner
7. Kematian Mendadak

Diabetes Melitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala-gejala yang timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan menjerumuskan ke dalam komplikasi yang lebih fatal.

Lakukan pemeriksaan dini pada tubuh, tidak perlu menunggu hingga timbul gejala. Karena dengan dilakukan diagnosis dini, dokter dan pasien dapat menanggulangi diabetes melitus dengan baik agar kita mampu mencegah tersebut sebaik-baiknya.

Faktor Resiko pada Diabetes Melitus Tipe 2

Kita musti menyadari bahwa penyakit diabetes melitus ini dapat menyerang siapa saja dan kapan saja. Juga perlu diketahui bahwa mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita diabetes akan resiko terserang diabetes bahkan meningkat hingga dua kali lipat.

Apa saja faktor-faktor Resiko tersebut ?

Faktor risiko pada penyakit diabetes melitus tipe 2 dibedakan menjadi faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Usaha pencegahan biasanya hanya dapat dilakukan untuk mengurangi risiko yang dapat dimodifikasi.

  • Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi 
Faktor ini contohnya riwayat anggota keluarga menderita diabetes melitus, usia >45 tahun, ras dan etnik, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat pernah menderita diabetes melitus gestasional (DMG), dan riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg.

  • Faktor risiko yang dapat dimodifikasi 
Faktor ini contohnya kurangnya aktivitas fisik, berat badan berlebih, hipertensi (> 140/90 mmHg), gangguan profil lipid dalam darah (HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL, dan diet tak sehat tinggi gula dan rendah serat. Pencegahan diabetes melitus juga harus dilakukan oleh pasien-pasien prediabetes yakni mereka yang mengalami intoleransi glukosa (GDPP dan TGT) dan berisiko tinggi mederita diabetes melitus tipe 2.


Gejala Diabetes Melitus 2

Sebelumnya sudah kami bahas mengenai gejala awal penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis. Kali ini kita akan membahas tentang gejala lanjutan penyakit diabetes melitus ini.
Gejala Lanjutan Diabetes Melitus
1. Berat Badan Turun Tanpa Sebab
Jangan senang dulu saat berat badan Anda turun tanpa sebab. Berat badan seharusnya turun jika Anda mengubah pola makan, melakukan aktivitas melebihi aktivitas biasanya atau baru sembuh dari sakit. Berat badan yang turun tanpa sebab bisa menjadi gejala diabetes tipe 1. Ketika seseorang sudah terkena diabetes melitus, tubuh tidak bisa lagi menggunakan glukosa dengan tepat, dsehingga timbunan lemak akan digunakan sebagai energi. Hal itulah yang membuat seseorang kehilangan berat badan.

Ketika proses sekresi pankreas kurang mencukupi jumlah hormon insulin untuk mengubah gula menjadi tenaga, tubuh akan menggunakan simpanan lemak dan protein yang ada. ‘Pengurasan’ simpanan lemak dan protein di tubuh ini menyebabkan berkurangnya berat badan.

2. Penglihatan Menjadi Kabur
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan perubahan pada lensa mata sehinggga penglihatan kabur walaupun baru saja mengganti kaca mata. Jika penglihatan Anda semakin sering kabur, itu bisa disebabkan katena tingkat glukosa dalam darah meningkat. Glukosa tersebut akan menumpuk di sekitar lensa mata, sehingga penglihatan Anda sering tidak fokus.

3. Mudah Lelah
Anda lebih mudah lelah daripada biasanya. Waspadai gejala ini karena ini merupakan gejala diabetes. Karena gula di dalam darah tidak dapat diubah menjadi tenaga sel-sel tubuh, maka badan cepat merasa lelah, kurang bertenaga dan bahakan acapkali mengantuk.

4. Infeksi Di Daerah Kemaluan
Infeksi jamur disekitar kemaluan menyebabkan rasa gatal terutama pada wanita. Ketika glukosa sudah melebihi batas tertentu, beberapa tubuh Anda akan mengalami infeksi berkala. Jika Anda lebih sering mengalami infeksi, terutama pada vagina dan saluran kandung kemih, bisa jadi ini adalah gejala diabetes.

5. Luka Sulit Sembuh

Indikasi mudah untuk mengetahui gejala diabetes melitus adalah luka pada tubuh Anda. Jika Anda mengalami luka potong atau luka gores

yang lama kering dan lama sembuh dibanding biasanya, ini adalah gejala yang harus diwaspadai. Pada diabetesein, terjadi penurunan daya tubuh terhadap infeksi sehingga bila sulit timbul luka akan sulit sembuh. Tidak menutup kemungkinan, jika terjadi infeksi berat di daerah kaki, akan berpotensi untuk diamputasi hingga kecacatan permanen.

6. Kaki Mati Rasa Saat Ditusuk Jarum
Indikasi lain diabetes adalah menurunnya fungsi saraf yang menghilangkan sensasi sakit pada tungkai kaki, atau sering kesemutan. Waspada gejala ini, apalagi jika Anda tidak merasa sakit saat kaki tertusuk jarum.

7. Mengalami Penggelapan Warna Kulit
Bintik-bintik gelap mulai muncul di kulit. Biasanya bintik atau penggelapan kulit terjadi di sekitar leher dan merupakan indikasi diabetes. Tubuh merespon insulin dengan menghasilkan lebih banyak pigmen, sehingga beberapa bagian kulit menjadi lebih gelap.

Friday, December 6, 2013

Klasifikasi Penyakit Diabetes Melitus

Mungkin sebagian dari kita belum mengetahui atau pengenal jenis penyakit diabetes melitus ini secara menyeluruh. Bahkan belum mengetahui kalau penyakit ini memiliki berbagai tipe. Maka dari itu disini akan dijelaskan tentang pembagian tipe (klasifikasi) penyakit diabetes melitus berdasarkan perawatan dan simtoma.

Klasifikasi Penyakit Diabetes Melitus
Diabetes melitus tipe 1
Diabetes melitus tipe 1, atau sering dikenal dengan diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM). Diabetes melitus tipe ini yaitu diabetes yang disebabkan oleh berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah sehingga berakibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat menyerang siapapun, baik itu anak-anak maupun orang dewasa.

Hingga kini belum ditemukan cara menyembuhkan maupun mencegah IDDM, bahkan dengan diet maupun olahraga sekalipun. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.

Kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas menjadi faktor terbanyak yang menyebabkdiabetes melitus tipe 1. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.
an kehilangan sel beta pada

Diabetes melitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) yaitu tipe diabetes melitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.

Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi,rasio RBP4 dan hormon resistin yang tinggi, peningkatan laju metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis pada hati, penurunan laju reaksi oksidasi dan peningkatan laju reaksi esterifikasi pada hati.

NIDDM juga dapat disebabkan oleh dislipidemia, lipodistrofi, dan sindrom resistansi insulin.
Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. 

Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran dari adipokines (suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosa. Obesitas ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2 kencing manis. Faktor lain meliputi mengeram dan sejarah keluarga, walaupun di dekade yang terakhir telah terus meningkat mulai untuk memengaruhi anak remaja dan anak-anak.

Diabetes melitus tipe 3
Diabetes melitus gestasional (bahasa Inggris: gestational diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya. GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.

Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan. GDM dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan.

Gejala Diabetes Melitus 1

Pada sesi ini kita akan membahas mengenai gejala apa saja yang ditimbulkan oleh penyakit diabetes melitus.

Gejala pada penyakit diabetes melitus ini sebetulnya tidak sulit dideteksi namun karena gejala-gejala tersebut seringnya dianggap ringan dan diabaikan sehingga akhirnya pengidap penyakit ini tidak menyadari kalau seharusnya dia sudah harus mendapatkan tindakan medis. Banyak juga penderita diabetes melitus yang terlambat ditangani sehingga membahayakan kesehatan bagian tubuh lain.

Penting bagi semua orang untuk tahu gejala awal diabetes melitus, tidak hanya bagi Anda yang berisiko tinggi, tetapi juga Anda yang merasa sehat-sehat saja dan tidak ada bakat diabetes melitus. Jangan jadikan usia muda sebagao patokan untuk waspada, karena semakin banyak penderita diabetes melitus berusia muda bahkan remaja.

Gejala awal Diabetes Melitus biasa disebut dengan 3 P

1. POLIURIA (banyak kencing)
Hal ini terjadi ketika kadar gula melebihi ambang ginjal yang mengakibatkan glukosa dalam urin menarik air sehingga urin menjadi banyak. Maka acapkali para penderita diabetes melitus mengalami buang air kecil dengan intensitas durasi melebihi volume normal (poliuria).

2. POLIDIPSI (banyak minum)
Karena sering buang air kecil, acapkali para pasien diabetes (diabetesein) akan banyak minum, (polidipsi).

Karena demikianlah kita sering mendapati para diabetesein mengalami keluhan lemas, banyak makan (polifagi).

3. POLIFAGI (banyak makan)
Seorang diabetesein yang baru makan akan mengalami ketidakcukupan hormon insulin untuk memasukkan glukosa ke dalam sel, hal ini akan menyebabkan tubuh akan selalu ‘merasa’ kelaparan, sehingga tubuh sering terasa lemah. Kompensasinya seseorang diabetesein akan makan lebih banyak lagi.

Ini merupakan gejala awal penyakit diabetes melitus. Di lain kesempatan akan kita bahas mengenai gejala lanjutan dan gejala akut. Tetap kunjungi website Obat Diabetes.

Thursday, December 5, 2013

Faktor Penyebab Diabetes Melitus

Pada artikel sebelumnya kami telah membahas tentang apa itu diabetes melitus, sekedar kami ingatkan penyakit diabetes melitus ini merupakan penyakit yang menyebabkan kematian dengan peringkat nomor 6 di dunia. Sangat mengerikan bukan...??

Adapun faktor penyebab penyakit ini

Faktor keturunan 

Faktor ini cukup berperan besar sebagai salah satu faktor penyebab seseorang terkena diabetes melitus. Penyakit yang di derita oleh orang tua akan sangat cenderung diwariskan kepada anaknya. Namun tidak menutup akan adanya kemungkinan lain.

Mengkonsumsi karbohidrat yang berlebihan 

Makanan maupun minuman berkarbohidrat tinggi biasanya memiliki rasa yang enak dan manis. Hingga membuat kita cenderung untuk mengkonsumsinya lebih banyak. Padahal kita tidak tahu berapa banyak takaran gula yang terkandung di dalam makanan dan minuman tersebut. Karbohidrat itulah yang bisa membuat simpanan gula darah dalam tubuh kita berlebih.

Tingginya angka triglycerid (salah satu molekul lemak) 

Triglycerides adalah senyawa-senyawa kimia yang dicerna oleh tubuh untuk menyediakan padanya energi untuk metabolisme. Triglycerides adalah bentuk yang paling umum dari lemak yang kita makan, dan adalah ramuan utama pada minyak-minyak sayur (vegetable oils) dan lemak-lemak hewan.

Tingkat-tingkat triglyceride yang naik dalam darah mungkin dihubungkan dengan penyakit-penyakit yang berbahaya seperti diabetes melitus, serangan jantung dan stroke.

Konsumsi alkohol dapat menaikan tingkat-tingkat triglyceride dalam darah dan menyebabkan hati memproduksi lebih banyak asam-asam lemak.

Gaya hidup pasif dan malas bergerak

Gaya hidup pasif seperti kebiasaan duduk terlalu lama di depan televisi, komputer, memilih naik lift daripada naik tangga, dan jarang berolahraga bisa memicu timbulnya diabetes melitus. Karena semakin sedikit bergerak, semakin sedikit pula kalori tubuh kita yang terbakar. Penelitian di Harvard AS membuktikan jika kebiasaan menghabiskan banyak waktu di depan tv punya risiko menderita diabetes melitus hingga 14 persen.

Kurang tidur 

Gaya hidup seperti pola & kualitas tidur yang tidak baik juga bisa memicu timbulnya diabetes melitus. Penelitian menunjukkan, kurang tidur akan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memetabolisme gula dengan benar, karena menurunkan kadar insulin dalam tubuh kita. Selain itu, masih ada efek buruk lainnya yang bisa kamu simak di sini (Akibat Kurang Tidur)

Kebiasaan merokok 

Biasanya orang hanya tahu merokok hanya dapat membahayakan jantung, paru-paru, kehamilan dll. Namun, tanpa kamu sadari, merokok juga bisa merusak organ pankreas dan hati kamu. Padahal hormon insulin yang berkaitan langsung dengan diabetes melitus ini diproduksi langsung di dalam kelenjar pankreas.

Strees atau depresi 

Penyebab diabetes melitus tidak hanya disebabkan karena makanan gula saja. Faktor psikologis seperti stress pun menjadi salah satu penyebabnya. Penelitian dari Harvard School of Public Health pun menyebutkan bahwa wanita yang depresi, presentase untuk terkena diabetes melitus adalah 17 %.

Demikianlah faktor-faktor penyebab terjadinya penyakit diabetes melitus. Mungkin masih banyak faktor penyebab yang lain yang tidak bisa kami sebutkan. Untuk itu kami ingatkan ada baiknya kita mulai mengubah pola hidup kita dengan banyak berolah-raga dan tidak bermalas-malasan agar kita terhindar dari penyakit ini.

Wednesday, December 4, 2013

Apa itu Diabetes Melitus (DM) atau Kencing Manis?

Perlu kita ketahui Diabetes Melitus (DM) atau sering disebut dengan kencing manis merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian dengan peringkat nomor 6 di dunia. Maka dari itu ada baiknya kita ngenal lebih dalam tentang penyakit ini.

Diabetes Melitus (DM) merupakan Penyakit yang terjadi akibat adanya penumpukan glukosa/ gula dalam darah yang disebabkan oleh ketidakmampuan organ pankreas untuk memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang cukup, tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang telah dihasilkan oleh pankreas secara efektif atau gabungan dari kedua hal tersebut. Glukosa adalah salah satu komponen yang dibutuhkan tubuh manusia agar dapat bekerja dengan normal, namun tetap dalam asupan glukosa harus ada pembatasan konsumsi agar glukosa dalam darah tidak berlebih.

Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.

Salah satu penyebab Diabetes Melitus adalah kurangnya pencatatan dan pemantauan kondisi gula darah, sehingga menyebabkan seseorang tidak tanggap terhadap kondisi gula darahnya. Adapun masalah paling utama sesorang tidak melakukan pemantaun gula darah adalah sering mengalamai kelupaan melakukan pencatatan karena tidak ada yang mengingatkan.

Dampak yang ditimbulkan oleh penyakit ini cukup serius dimana penyakit ini dapat mengakibatkan kebutaan, gagal ginjal, kaki diabetes (gangrene) sehingga harus diamputasi, penyakit jantung dan stroke.

Sekian dulu pembahasan mengenai pengertian Diabetes Melitus atau kencing manis?. Selanjutnya akan kita bahas tentang Faktor Penyebab Diabetes Melitus dan Obat Diabetes Melitus.